Jumat, 14 Oktober 2011
pukul
19.08
|
Bukan karena apa-apa aku ada disini, diantara guru-guru SMK Mojosari dan MTs Al-Raudlah.
Awalnya hanya mencari pengalaman aja untuk belajar mengajar, secara kuliahku S1 PGSD. awalnya hanya pelajaran FISIKA kelas VII 3jam dalam satu minggu yang aku dapat di MTs Al-Raudlah, lalu sebagai guru pengganti Bimbingan Konseling yang seharusnya itu adalah jamnya kepala sekolah MTs, namun beliau jarang hadir karena kesibukannya.
Awal bekerja, saat bertemu teman-teman selalu yang ditanyakan ''Kerja dimana, berapa bayarannya?'' sebenarnya males juga dengar kayak begituan, gak seperti teman-teman satu geng SMA-ku, yang selalu terbuka tapi tak pernah menanyakan masalah pribadinya orang lain jika tak diceritakan langsung.
Pokoknya GENEIRYODAN (geng temen-temen SMA dulu yg eksis sampai sekarang) paling TOP.
Juli 2010 aku mulai mengajar di MTs, setelah berjalan satu semester aku di tawarin ngajar di SMK Mojosari (Masih satu yayasan dengan MTs Al-Raudlah sih) gara-gara salah satu guru SMK dikeluarkan karena suatu sebab.
Aku diberikan tanggung jawab mengajarkan pelajaran yang diluar kemampuanku. Tapi aku selalu berusaha untuk bisa memberikan yg terbaik, tapi juga semampuku untuk murid-muridku.
Sempat saat itu aku jatuh cinta dengan seorang siswi, mungkin sebagian orang bilang dia tak cantik, tapi aku berniat serius dengannya. Walau akhirnya kita sama-sama gak cocok dan putus...
Kembali lagi ke SMK, sekitar 15 jam pelajaran aku handle semuanya, dan saat rapat bulanan pertama kali di SMK, aku di tunjuk sebagai Kepala TU. Mungkin Jabatan untuk seorang pimpinan, dianggap sebagai jabatan yg elit untuk sebagian orang. Tapi bagi aku, awalnya sebagai sedekah ilmu dan kemampuan,,walau pada akhirnya ini menjadi sebuah malapetaka bagi hidupku.
Aku bukan lagi Adit yang dulu, yang bisa setiap saat membantu teman-temanku saat diperlukan, karena kesibukan di SMK Mojosari. Seakan aku yang menjadi tulang punggung suatu lembaga pendidikan.
Awalnya aku tak pernah mengeluh, dengan honorarium seperti itu tak pernah kusesali, tapi aku juga bukan orang yang suka bersyukur. Kan agama selalu bilang kalu kita tak boleh menyesali yang kita dapat dan harus selalu bersyukur. Kalau aku kan tidak menyesali yang aku dapat, jadi gak dosa kan??
Lanjut lagi ke masalahku di SMK. Setelah tahun ajaran baru, aku meminta untuk mengajar di kelas X aja, diberikanlah 15 jam yang semuanya ada di kelas X.
Tapi tak luput dari semua itu, aku masih tetap di kesibukan Tata Usaha. 1orang untuk menangani semua urusan administrasi di kantor, dan orang itu punya tanggungan 15jam pelajaran dalam 1 minggu, bisa membayangkan??
Akhirnya jam mengajar menjadi korban. Murid-murid banyak yang komplain kalau mereka itu ingin sekali di ajar, bukan ditelantarkan.
Bersambung dulu ya!
Adit agak bosen di depan komputer!
Awalnya hanya mencari pengalaman aja untuk belajar mengajar, secara kuliahku S1 PGSD. awalnya hanya pelajaran FISIKA kelas VII 3jam dalam satu minggu yang aku dapat di MTs Al-Raudlah, lalu sebagai guru pengganti Bimbingan Konseling yang seharusnya itu adalah jamnya kepala sekolah MTs, namun beliau jarang hadir karena kesibukannya.
Awal bekerja, saat bertemu teman-teman selalu yang ditanyakan ''Kerja dimana, berapa bayarannya?'' sebenarnya males juga dengar kayak begituan, gak seperti teman-teman satu geng SMA-ku, yang selalu terbuka tapi tak pernah menanyakan masalah pribadinya orang lain jika tak diceritakan langsung.
Pokoknya GENEIRYODAN (geng temen-temen SMA dulu yg eksis sampai sekarang) paling TOP.
Juli 2010 aku mulai mengajar di MTs, setelah berjalan satu semester aku di tawarin ngajar di SMK Mojosari (Masih satu yayasan dengan MTs Al-Raudlah sih) gara-gara salah satu guru SMK dikeluarkan karena suatu sebab.
Aku diberikan tanggung jawab mengajarkan pelajaran yang diluar kemampuanku. Tapi aku selalu berusaha untuk bisa memberikan yg terbaik, tapi juga semampuku untuk murid-muridku.
Sempat saat itu aku jatuh cinta dengan seorang siswi, mungkin sebagian orang bilang dia tak cantik, tapi aku berniat serius dengannya. Walau akhirnya kita sama-sama gak cocok dan putus...
Kembali lagi ke SMK, sekitar 15 jam pelajaran aku handle semuanya, dan saat rapat bulanan pertama kali di SMK, aku di tunjuk sebagai Kepala TU. Mungkin Jabatan untuk seorang pimpinan, dianggap sebagai jabatan yg elit untuk sebagian orang. Tapi bagi aku, awalnya sebagai sedekah ilmu dan kemampuan,,walau pada akhirnya ini menjadi sebuah malapetaka bagi hidupku.
Aku bukan lagi Adit yang dulu, yang bisa setiap saat membantu teman-temanku saat diperlukan, karena kesibukan di SMK Mojosari. Seakan aku yang menjadi tulang punggung suatu lembaga pendidikan.
Awalnya aku tak pernah mengeluh, dengan honorarium seperti itu tak pernah kusesali, tapi aku juga bukan orang yang suka bersyukur. Kan agama selalu bilang kalu kita tak boleh menyesali yang kita dapat dan harus selalu bersyukur. Kalau aku kan tidak menyesali yang aku dapat, jadi gak dosa kan??
Lanjut lagi ke masalahku di SMK. Setelah tahun ajaran baru, aku meminta untuk mengajar di kelas X aja, diberikanlah 15 jam yang semuanya ada di kelas X.
Tapi tak luput dari semua itu, aku masih tetap di kesibukan Tata Usaha. 1orang untuk menangani semua urusan administrasi di kantor, dan orang itu punya tanggungan 15jam pelajaran dalam 1 minggu, bisa membayangkan??
Akhirnya jam mengajar menjadi korban. Murid-murid banyak yang komplain kalau mereka itu ingin sekali di ajar, bukan ditelantarkan.
Bersambung dulu ya!
Adit agak bosen di depan komputer!
posted by:
Pradana Aditya
0 coment:
Posting Komentar